ACEH LABORATORIUM BENCANA

Harga: Rp 50.000,-
Penulis: Faizal Adriansyah
Penerbit: Acehpoint
Tebal: 196 Halaman
Ukuran: 20,5 x 13 cm
Terbit: 2013
Kategory: Pendidikan

Bahan tambang semisal emas, perak, tembaga, minyak, dan gas bumi kerap kali enjadi “stereotipe” ilmu geologi. Padahal, geologisme tidak cuma menguliti perihal isi planet bumi, tetapi juga perilaku bumi seperti pergerakan lempeng-lempeng tektonik yang dapat menimbulkan gempa dan tsunami, aktivitas magmayang potensial memicu letusan gunung api, serta kerentanan tanah yang terkait erat dengan terjadinya bencana alam dalm wujud kejatuhan tanah mengikuti hukum gravitasi.

Minimalisnya isu-isu geologis ini dirasakan Faizal Adriansyah saat pertama kali menginjakkan kakinya di Aceh pada era 1990-an. Saat itu tak banyak orang di Aceh tertarik membincangkan soal-soal geologi, termasuk tak banyak pula perbincangan orang-orang mengenai aspek geologis yang terjadi di aceh. Padahal, sejumlah persoalan bermuatan geologis sedang memata-matai Aceh. Aksi “mata-mata” itu akhirnya memang terbukti dalam bentuk bencana geologis terparah sepanjang sejarah dunia: gempa dan tsunami 26 Desember 2004.

Aceh Laboratorium Bencana mengingatkan bahwa aspek geologis pernah menemukan momentumnya di Aceh. Dengan mengambil “spesimen” Aceh, buku ini mengubah cara pandang dalam melihat bencana: dari paradigma free from disaster atau bebas dari bencana, menjadi paradigma bencana selalu menghantui manusia, berada di sekitar manusia, manusia memang hidup bersama bencana (living with disaster). Berbagai analisis atas fakta-fakta geologis yang pernah terjadi di Aceh membuktikan Aceh memang layak menjadi “laboratorium ” bencana. Aceh pantas menjadi cermin universal bahwa bencana mesti dipahami dalam dua perspektif: transendental dan kausalitas


Kategori